Antara musik reggae dan rastafarian
Irama musik reggae ini terdengar mengasyikan. Iramanya yang di namis, membuat pendengarnya terhanyut. Mereka menghayati lirik-lirik dalam sebuah lagu berirama reggae ini.
Sepintas, penampilan musik reggae ini seakan menunjukan gaya hidup yang masa bodoh. Kaos oblong, jeans blel, serta rambut gimbal, menambah lesuh penampilanya.
Di tambah lagi dengan adanya sterotipe negatif yang selama ini muncul. Musik reggae terkesan identik dengan ganja, mariyuana, serta seks bebas. Hal itu di perkuat oleh kenyataan di mana petugas kebersihan kerap menemukan lintingan ganja yang habis di bakar, usai pertunjukan reggae.
Soal penggunaan ganja untuk menikmati musik reggae tidaklah di terima oleh seluruh penikmat musik reggae, reggae sebetulnya musik yang membawa pesan perdamaian.
Sehingga tak ada hubunganya sama sekali dengan penggunaan ganja yang merupakan benda ilegal untuk di konsumsi secara bebas. Musik reggae semakin populer ke seluruh penjuru dunia di era tahun 1980-an, termaksud di indonesia. Akar musik ini adalah musik ska, yang temponya lebih cepat di bandingkan musik reggae.
Dan kematian Bob Marley pada tahun 1981, malah semakin membuat musik dinamis ini menjadi semakin di gemari. Bisa jadi, penggermar musik yang menghisap ganja saat mendengar lagu-lagu reggae, sebetulnya terbawa oleh upaya perilaku negatif idolanya.
Pada praktiknya, menghisap ganja dapat memunculkan fantasi tertentu bagi penggunanya. Dan ini di yakini oleh sebagian orang agar dapat membuat mereka menikmati musik yang di mainkan. Bagi sebagaian orang reggae sebenarnya dapat memberika pengaruh positif. Selain lirik lagu reggae berisi pesan perdamaian, juga memberikan dorongan untuk membuat hidup lebih baik.
Sebutan rastaman muncul karena musik reggae awalnya di usung oleh penganut rastafari. Masalahnya, banyak yang menyalahartikan indentitas rastafari. Padahal, para penganut rastafari tidak identik dengan alkohol ataupun ganja. Bahkan mereka tidak memakan daging alias vegetarian
Sejatinya, rastafarian awalnya merupakan suatu gerakan yang populer di Karibia. Gerakan ini menolak bangsa afrika berada dalam penindasan kulit putih. Ras muhamad yang menjalani falsafah rastafari sejak sepuluh tahun terakhir mengakui, di indonesia terdapat bias dalam memandang rastafarian.
Sesungguhnya penggemar rastafarian yang di sebut sebagai rastamania, atau rastafarian tidak mengkonsumsi alkohol, obat bius, ganja dan beberapa diantaranya adalah vegetarian. Perbedaan cara memandang pada gerakan ini lebih di sebabkan minimnya sumber-sumber informasi yang benar-benar paham akan rastafari.
Sehingga justru yang timbul dan diikuti sebagian orang adalah perilaku negatifnya saja. Salah satunya musisi jamaika, Bob Marley, yang juga menganut rastafarian, yang mempopulerkan musik reggae ke dunia internasional.
Jujur saya dulu pemakai ganja, obat,, segala macem deh udah di coba,, tapi saya sadar itu ilegal. Memang ada pengarus positif dan negatifnya tapi banyak yang salah gunakan,. Kalo kata mas Tony Q Rastafara reggae ngga harus gimbal tapi kalo kata saya. Reggae ngga harus ganja,
Tak kenal maka tak sayang. Itulah jeritan hati pecinta reggae sejati. Kebebasan yang mereka inginkan, bukanlah kebebasan tanpa batas lewat pengaruh daun ganja.
Maaf jika kata-kata saya salah...
Tuesday, February 28, 2012
Arti Reggae Dan Rastafarian
0 Comments
Created by
Hari Rachmat